Bisik Rindu Dari Daratan (Puisi Achmad Hidayat Alsair di Buku Antologi Bersama “Rumah Abadi”)

Achmad Hidayat Alsair
1 min readNov 12, 2016

--

Ada bisikan dari tubuh tiang-tiang yang berdiri

menanyakan arah perahu yang memunggungi matahari

temali yang mekar dalam pekatnya buih lautan

perpanjang masa kembang layar yang mengantar pelan

Lalu bisik terdengar dari dalam sebuah peti kayu

yang berisi buku-buku harian bersampul lapuk

dan lautan mengalunkan petikan sitar nan sayu

hati yang menahan rindu kemudian berubah remuk

Sebuah suara lembut membisik hangatnya pertemuan

kepada seorang nahkoda kapal yang muatannya adalah kesepian

gemetar dia oleh berbagai memori yang memancar

sebuah kilasan wajah kekasih yang duduk menatap laut dengan sabar

dari sebuah kursi yang mencium lekat bibir jendela kamar

Si pelaut menyerah pada bisikan itu, kemudi lalu berputar

Sebuah bisikan dari doa-doa kekasih yang dihantarkan malaikat

Dan kini parasnya menjadi rona jingga terang di ufuk Barat

(Makassar, Maret 2016)

(Puisi ini turut dimuat dalam buku antologi bersama “Rumah Abadi” terbitan Tidar Media)

--

--

Achmad Hidayat Alsair

Percaya bahwa tidur siang lebih berguna daripada begadang.