Keriuhan Taman Bermain (Puisi-puisi Achmad Hidayat Alsair di Litera, Minggu 28 Mei 2017)

Achmad Hidayat Alsair
2 min readSep 13, 2017

--

Ada tiga puisi saya yang tayang di kanal “Puisi” situs sastra daring Litera.co.id pada Minggu 28 Mei 2017. Tautan menuju artikel : http://www.litera.co.id/2017/05/28/puisi-puisi-achmad-hidayat-alsair/. Berikut salinan seluruh puisi tersebut.

______________________________

Kepada Senja

Ada kepadatan yang lupa kita benam

terus tengadah menantang sore

lupa bahwa dirinya belum ganti busana

memeriksa lemari dan isinya, hampa

Selubung ruas-ruas ikatan awan

berarak, niatan menuju pematang

tak lagi tahu dimana rimba

apalagi hanyut lembut pinggir sungai

Membelai setiap ikatan helai

ada teras meminta senantiasa diisi

teko-teko teh hangat dan gelas

semarak menyambut sang terkasih

Urung untuk menenggelamkan dirimu

terlalu indah, terlalu magis

ada banyak hal sering terlupa

termasuk merekam parasmu dalam benak

Lekas pergi, sebelum malam datang

sebelum beliaku merengek minta dirimu

(Makassar, Juni 2016)

______________________________

Kepada Malam

Engkau mengkal dan lupa dibungkus

dalam hutan berbunyi sendawa

katak dan jangkrik, orkes romantika

kantuk mampu ditebus dengan keliaran ini

Semesta dalam sempitnya ubun-ubun

begitu mudah semburat dan berotasi

undangan berdansa hingga kaki kuyu

menuju haribaan, aku tidur seperti bayi

Tinggi dan jengkal tubuh hangat

kubuka tirai, ada dirimu merias wajah

bersiap membuan jamuan rasa pekat

akulah tamumu, pria penjunjung lelah

Selamat malam, kupahat kata pamit

sebelum dinding memintaku jujur

perihal percakapanku bersama fajar

usaha menghalau peraduan disusupi gemetar

Apa ranjang ini masih milik kita?

Kuharap, maka berdoalah

(Makassar, Juni 2016)

______________________________

Keriuhan Taman Bermain

kita adalah kanak-kanak yang lupa dititipkan

enggan dijajankan permen atau manisan

memekik satu sama lain, berkejaran

berpelukan dalam kolam dan menginjak balon

penuhi udara dengan sesak canda ria

selagi orang dewasa sibuk dengan kelakarnya

lebih baik kita bopong gemunung kuntum bunga

untuk dilontarkan ke dinding putih, semerbak

harum kuncup penghisap kelelahan

saling tarik pakaian hingga sobek

tetap saja berujung pada terpingkal

lunasi hutang tertawa yang lupa dibayar

disepakati harus disembunyikan jika pulang

menyambut hujan musim panas

meneguknya hingga tuntas dahaga di pori-pori

berlompatan, membuat bubur tanah

keriangan, ibu kelabakan mencari obat demam

(Makassar, Juni 2016)

--

--