Ombang Ambing (Puisi Achmad Hidayat Alsair di Buku Antologi Bersama Temu Penyair Nusantara 2016, “Pasie Karam”)

Achmad Hidayat Alsair
1 min readNov 11, 2016

--

Satu puisi saya yang berjudul “Ombang-Ambing” turut mengisi buku antologi bersama “Pasie Karam” yang menjadi rangkaian acara Temu Penyair Nusantara 2016 di Meulaboh. Beberapa sastrawan (yang puisi-puisinya saya gemari) turut mengisi buku ini seperti Ace Sumanta, Ahmadun Yosi Herfanda, Al-Fian Dippahatang, Budhi Setyawan, Eddy Pranata PNP, Eka Budianta, Fikar W Eda, Isbedy Setiawan ZS, Iyut Fitra, Jumari HS, Kurliyadi, Lia Zaenab Zee, LK Ara, Maman S Mahayana, Moh. Ghufron Cholid, Muhammad Husein Heikal, Muhammad de Putra, Mustafa Ismail, Nevatuhella, Nezar Patria, Pilo Poly, Sindu Putra, Subaidi Pratama, Teuku Dadek, Taufiq Ismail, dan masih banyak lagi. Berikut salinan puisi yang disebutkan sebelumnya.

______________________________

Ombang-Ambing

Kutenggelamkan wajahku tanpa pelampung

lalu mengapung menuju entah yang kusengaja

mendayung tanpa jemari menjadi kekalahan

sebuah sampan rakitan tanpa pelekat kayu

menunggu berai satu demi satu, kerelaan

atau aku yang tidak mampu? lain soal

tetap berusaha seimbang di atas goyah

tak sudi ruh semayam dalam lautan luas ini

maka mulailah jangkauanku meraba daratan

Terlalu jauh

(Makassar, 21 Juni 2016)

--

--

Achmad Hidayat Alsair

Percaya bahwa tidur siang lebih berguna daripada begadang.