Perempuan Raqqa (Puisi-puisi Achmad Hidayat Alsair di Buku Antologi Bersama “Perempuan Raqqa”)

Achmad Hidayat Alsair
2 min readSep 28, 2017

--

Perempuan Raqqa

Parit-parit ini, tembok-tembok rubuh ini

menjelma ketakutan yang datang bersama peluru

atau bom tanpa tuan mendarat di pangkuanmu

sebagai belasungkawa paling kering

Anak merengek minta makan, lalu menyusui

telah hilang dari rumah, dari puing-puingnya

pindah ke bawah tenda pengungsian yang gemetar,

berjalan menuju kota yang enggan menerimanya,

atau tenggelam di Laut Tengah bersama dirimu

Jangan menangis, Bunda! Jangan!

Ujung rambutmu takkan pernah hangus

takkan pernah rontok kecuali di lantai dapur

Jangan khawatir, Bunda! Jangan!

Kota memang telah sepi, penuh luka dan darah

tapi Tuhan belum pergi dari menara runtuh itu

(Pomalaa, 7 Juli 2017)

______________________________

Perempuan Gulag

Terangkanlah kenapa kami tak memiliki kisah

tidak memiliki anak dan cucu

sebab pertalian terputus oleh tembok-tembok tersembunyi

Kesepian seperti puncak bukit salju : maut

yang menekuk paksa kaki-kaki sehat lagi jenjang

Tegakkan telinga saat kamerad bicara revolusi

sambil dia jambak rambut lebat kami keras-keras

Tegakkan tubuh saat kamerad nyanyi mars partai

sambil dia tampar wajah kami yang kelaparan

Terangkanlah kenapa kami tidak memilki kisah

pengiring tidur sebagai ibu dan nenek

Toh di akhir kami tetap menjadi catatan kaki

atau nisan-nisan tanpa nama di dalam hutan

(Pomalaa, 7 Juli 2017)

(Puisi ini turut dimuat dalam buku antologi bersama “Perempuan Raqqa” terbitan Kaifa Publishing)

--

--