Deskripsi Makanan di Daftar Menu (Puisi-puisi Achmad Hidayat Alsair di Rakyat Sultra, Sabtu 3 Desember 2016)

Achmad Hidayat Alsair
2 min readMar 2, 2017

--

Ada dua puisi saya yang dimuat dalam rubrik “Bahasa, Sastra dan Budaya” harian Rakyat Sultra edisi Sabtu, 3 Desember 2016. Di lembar yang sama turut dimuat pula cerita pendek karya Indah Nova Ida Manurung berjudul “Luas Dada Alana” dan esai Joko Santoso berjudul “Sastra Perbandingan Made In China”. Berikut ini salinan kedua puisi tersebut.

______________________________

Pesta Serangga Nokturnal

Ketika terjaga di tengah malam
aku memilih memintal sarang laba-laba
tempat ayunanmu yang paling lembut
dan pembaringanku yang paling siksa
Dari kejauhan terlihat mereka berpesta pora
rayakan diri terajam oleh kelopak mata

(Makassar, Mei 2016)

______________________________

Deskripsi Makanan di Daftar Menu

SATE
Kuberi hatiku untuk kau tusuk
bakarlah hingga rembulan hangus oleh arangmu
cerna agar sembilu rindu tak bersisa
aku akan bergabung dengan gerombolan kambing tanpa pasangan

RENDANG
Alot, seperti kata-kata cinta kau utarakan
seperti pancaranmu, tak kunjung berkurang
seperti kedatanganmu, enggan mengetuk dan permisi
aku curiga kau sukar mengunyah kisah kita

NASI GORENG
Kulit putihmu berubah kecoklatan
terbakar oleh panas pendamping semayammu
kau tetap menunggu hingga kuajak minggat
sekarang engkau terlihat gurih, bertamulah lain waktu

SOTO AYAM
Lihatlah cerabutan daging rindu itu
merindukan masa-masa lidahnya belum beku
dan kini hanya ada jejeran mangkuk tanpa isi
mustahil genggamanmu menamai panas

MIE PANGSIT
Melar, dan terus memanjang
seperti itulah jarakmu dan jarakku
sukar bertemu, tangis mengalir di tengah ruang
amati dari riak permukaan, rencana mencabut daun pintu

GADO-GADO
Bercampur aduk, apa ada senyummu disitu?
sukar nampak, hanya ada genangan kental air mata
sementara aku hanya sibuk dengan urusanku
dedaunan layu, sakit kepala akibat berta cuaca

COTO MAKASSAR
Begitu indah mendung di pantaimu
ada kenangan yang enggan dilarung
malam-malam perayaan sendu
berlayar rindu, tanpa pelampung

(Makassar, Juni 2016)

--

--

Achmad Hidayat Alsair

Percaya bahwa tidur siang lebih berguna daripada begadang.