Ruang Interogasi (Puisi Achmad Hidayat Alsair di Fajar Makassar, Minggu 27 Maret 2016)

Achmad Hidayat Alsair
1 min readNov 6, 2016

--

Foto dari blog Muh. Galang Pratama

Ada dua puisi saya yang dimuat di rubrik “Budaya” surat kabar harian Fajar Makassar edisi Minggu, 27 Maret 2016. Di lembar yang sama termuat pula cerita pendek Ellyyana Said berjudul “Cerita di Atas Ranjang”, puisi-puisi Muh. Syakir Fadli (“Pemilik dari Setiap Doa dan Sepenggal Kekesalan”) serta apresiasi dari Rasdianah ND berjudul “Tidak Semua Hal dari Perempuan Harus Dimengerti”. Berikut ini salinan seluruh puisi yang saya sebutkan sebelumnya.

______________________________

Ruang Interogasi (1)

Kini aku terluka,

menjadi buih berkulit tipis,

sulit bernafas dan mengejang,

sengal tak kunjung lekang,

dinding telinga yang gemuruh,

pandang berubah mengabur.

Jiwaku tak ubahnya pendulum,

terbentur tak keruan selalu.

(Makassar, Maret 2016)

______________________________

Ruang Interogasi (2)

Proyeksi dengar nan bising,

suara sumbang lantang

nalar berputar kencang,

dalam ruangan bau pesing.

Pukulan penuh amarah,

teriak yang paksa

tendang terurut di selangka,

cucur darah kepala.

Ruang yang pengap,

lihat dalam gelap,

namun siksa menderap

dan jiwa tetap ratap.

Aku terkungkung

dalam erat pasung.

Kepal dan pentung

ragaku mulai apung.

(Makassar, Maret 2016)

--

--

Achmad Hidayat Alsair

Percaya bahwa tidur siang lebih berguna daripada begadang.