Sehelai Janggut Untuk Ayahku (Puisi Achmad Hidayat Alsair di Buku Antologi Bersama “Lewat Angin, Kukirimkan Segenggam Doa Buat Abahku”)
--
Hari ini aku merasa agak lucu
setelah janggut baru saja tumbuh sehelai
memaksa kepalaku berpikir lebih dewasa
padahal ayahku tidak berjanggut
tapi lebih bijak dari tuan-tuan di ibukota
Sementara mereka sibuk mengasah telunjuk
ayahku mencuci kulitnya dengan keringat
membaca syair-syair untuk tugu di taman
memanjat tembok pembatas untuk berteduh di sana
matahari adalah pengungsiannya yang sukacita
Malam datang membawa tubuh ayahku
tanpa janggut, di wajahnya hanya ada nama jalan
ibadahnya adalah pekikan parau hingga sore hari
saat memar telapak kaki menambah khusyuk kidungnya
kucabut janggutku, kuberi pada ayah dengan simpuh takzim
(Pomalaa, 5 Juli 2017)
(Puisi ini turut dimuat dalam buku antologi bersama “Lewat Angin, Kukirimkan Segenggam Doa Buat Abahku” terbitan FAM Publishing)